My images may not be reproduced in any form without my written permission.

.All rights reserved.

Rabu, 24 Maret 2010

..Untuk Kehidupan..

Kesempatan datang tak pernah dua kali, 
ambil saja segala kebaikan yang ada, jangan pernah pikirkan seberapa besar untungnya.
Waktu adalah pembelajaran, mana yang baik mana yang buruk itu adalah pilihan.
Kita harus selalu bersyukur, nasib baik nasib buruk itu juga sebuah pilihan.
Kita tak dapat menentukan takdir, segala sesuatunya ada umurnya, segalanya akan mati.
Kecuali ALLAH SWT YANG MAHA KEKAL, 
apa yang patut kita sombongkan?!
Kadang-kadang kita terpenjara oleh pikiran bahwa segalanya bisa kita beli dengan uang, bergelimang harta
sepertinya harga mati tujuan hidup.

Aku pernah berada dititik terendah dalam hidupku,
dimana seharusnya di usiaku yang saat itu aku larut dalam pergaulan masa kecil
yang berlimpah mainan, tapi aku tidak, aku terperangkap dalam ratapan.
Jalanan pernah jadi bagian hidupku
kenek angkot dan pemulung pernah jadi bagian cerita masa laluku.
Kekerasan pernah singgah dalam keseharianku.
Itu juga pilihan bukan..!?

Sekarang, aku tak pernah bilang aku sudah hebat.
Merangkak dari desa berpindah kekehidupan yang wah dan serba ada
justru membuat ku terperangkap dalam dunia merasa milik sendiri.
Iya aku disayang tapi aku diajarkan untuk tidak manja, kalau pun mau
apa yang aku minta akan tersedia semuanya.
Tapi aku memilih apa adanya, kesederhanaan telah menikam hatiku untuk menikmati kemewahan.

Riak hidup naik turun.
Setiap pilihan adalah kata hati.
Tak semuanya akan berhasil dengan baik.
Tapi apapun hasilnya hadapi saja dengan jantan.
Keputusan adalah keyakinan diri.
Berjiwa ksatria hadapi semua resiko.

Aku tak pintar,
disetiap perubahan berjalan sangat lambat,
setidaknya aku melakukannya daripada tidak sama sekali.
Kita kadang-kadang seperti buih di tengah lautan.
Menari kesana kemari tak tentu arah.
Terombang ambing dihantam ketidakjelasan.
Buat apa mengeluh, buat apa mengumpat.

Hidup dipenuhi masalah, ada sebab akibatnya.
Beban hidup silih berganti.
Kegembiraan selalu begitu menyenangkan.
Tapi kita tidak tahu kapan kesedihan menghantam.
Sudah tak terhitung seberapa banyak airmata yang tumpah ruah.
Dari kita lahir sampai detik ini.
Haruskah kesedihan itu terus menggelayuti..!?

Berusaha bangkit.
Walau perlahan tapi niatkan.
Kita tak bisa terus bergelimang kemunafikan.
Jujurkan hati.
Sabar biarlah jadi penjaga nurani.
Ikhlas sudah pasti ingin selalu terpatri.

Buat apa sedih, pilu tak akan memberikan kebaikan. 
Apalagi murung 
sebelas dua belas dgn cemberut 
tak kan pernah menampakan binar kehidupan
Tersenyumlah, 
niatkan saja segala kebaikan dan perbanyak berdoa
semoga hari ini, esok, lusa dan seterusnya 
kebaikan akan selalu mengiringi langkah kita yg tak akan pernah 
sempurna ini..AMIN


-ivan ferdian-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar